wiki

Kamis, 17 Juni 2010 21.23 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

MY BELOVED PLENDS

Minggu, 13 Juni 2010 18.30 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

MEMBUAT SLIDE UNTUK PONAKAN

18.12 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

TEAM WORK

Minggu, 06 Juni 2010 19.42 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

19.13 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

MY LITTLE WORLD

18.34 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Sabtu, 05 Juni 2010 23.10 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

21.26 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

MENGENAL WAYANG KULIT

Kamis, 03 Juni 2010 20.03 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.

Jenis-jenis Wayang Kulit Berdasar Daerah

  1. Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta
  2. Wayang Kulit Gagrag Surakarta
  3. Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
  4. Wayang Bali
  5. Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
  6. Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
  7. Wayang Betawi (Jakarta)
  8. Wayang Cirebon (Jawa Barat)
  9. Wayang Madura (sudah punah)
  10. Wayang Siam

Tokoh-tokoh Dalam Wayang Kulit

Dewa-Dewi Wayang

Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan merupakan Dewa-dewi yang muncul dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi oleh budaya Jawa.

  1. Sang Hyang Adhama
  2. Sang Hyang Sita
  3. Sang Hyang Nurcahya
  4. Sang Hyang Nurrasa
  5. Sang Hyang Wenang
  6. Sang Hyang Tunggal
  7. Sang Hyang Rancasan
  8. Sang Hyang Ismaya
  9. Sang Hyang Manikmaya
  10. Batara Bayu
  11. Batara Brahma
  12. Batara Chandra
  13. Batara Guru
  14. Batara Indra
  15. Batara Kala
  16. Batara Kresna
  17. Batara Kamajaya
  18. Batara Narada
  19. Batara Surya
  20. Batara Wisnu
  21. Batara Yamadipati
  22. Betari Durga
  23. Batara Kuwera
  24. Batara Cingkarabala
  25. Batara Balaupata
  26. Hyang Patuk
  27. Hyamh Temboro

Ramayana

Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.


Mahabarata

Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.


Punakawan

Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan.

Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur, wayang kulit/wayang orang

  1. Semar
  2. Gareng
  3. Petruk
  4. Bagong

Ki Ānom Suroto senantiasa memasukkan lakon ini dalam pementasan wayang kulitnya

Versi Banyumas, wayang kulit/wayang orang

  1. Semarsemorodewo
  2. Garengnolo
  3. Petrukkanthong
  4. Baworcarub

Versi Jawa Barat, wayang golek

  1. Semar
  2. Cepot atau astrajingga
  3. Dawala
  4. Gareng

Bali

  1. Tualen
  2. Merdah
  3. Sangut
  4. Delem

Teman para Punakawan

  1. Togog
  2. Bilung
  3. Limbuk
  4. Cangik

BATARA GURU

20.00 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Batara Guru merupakan Dewa yang merajai kahyangan. Dia yang mengatur wahyu kepada para wayang, hadiah, dan ilmu-ilmu. Batara Guru mempunyai sakti (istri) Dewi Uma, dan mempunyai beberapa anak. Berikut adalah urutan anak-anak Batara Guru, dimulai dari yang paling sulung (menurut tradisi wayang Jawa):

  1. Batara Sambu
  2. Batara Brahma
  3. Batara Indra
  4. Batara Bayu
  5. Batara Wisnu
  6. Batara Ganesha
  7. Batara Kala
  8. Hanoman

Betara Guru (Manikmaya) diciptakan dari cahaya yang gemerlapan oleh Hyang Tunggal. Diciptakannya bersamaan dengan cahaya yang berwarna kehitam-hitaman yang merupakan asal jadinya Ismaya (Semar). Oleh Hyang Tunggal kemudian diputuskan kalau Manikmaya yang berkuasa di Suryalaya, sedangkan Ismaya turun ke bumi untuk mengasuh para Pandawa. Adapun saat Batara Guru diciptakan, ia merasa paling sempurna dan tiada cacatnya. Oleh Hyang Tunggal diketahuinya perasaan Manikmaya itu, lalu Hyang Tunggal bersabda kalau Manikmaya akan memiliki cacad berupa lemah di kaki, belang di leher, bercaling, dan berlengan empat. Batara Guru amat menyesal mendengar perkataan Hyang Tunggal itu, dan sabdanya itu betul-betul terjadi. Suatu ketika Manikmaya merasa sangat dahaga, dan ia menemukan telaga. Saat meminum air telaga itu, yang ternyata airnya beracun, lantas dimuntahkannya kembali, maka ia mendapat cacad belang di leher. Saat lahirnya Nabi Isa, Manikmaya juga datang untuk menyaksikan. Diperhatikannya kalau manusia ketika lahir amatlah lemah kakinya. Seketika, kakinya terkena tulah, dan menjadi lemahlah kaki kiri Manikmaya. Saat ia bertengkar dengan istrinya Dewi Uma, dikutuknya Manikmaya oleh Dewi Uma, agar ia bercaling seperti raksasa, maka bercalinglah Manikmaya. Sewaktu Manikmaya melihat manusia yang sedang sembahyang yang bajunya menutupi tubuhnya, maka tertawalah Manikmaya karena dikiranya orang itu berlengan empat. Maka seketika berlengan empatlah Manikmaya. Hal ini adalah salah satu upaya deHinduisasi wayang dari budaya jawa yang dilakukan walisongo dalam upayanya menggunakan wayang sebagai sarana penyebaran islam di jawa. Contoh lain adalah penyebutan drona menjadi durna (nista), adanya kisah Yudistira harus menyebut kalimat syahadat sebelum masuk surga dan lain-lain. Betara Guru merupakan satu-satunya wayang kulit yang digambarkan dalam posisi menghadap ke depan, ke arah manusia. Hal ini apat dilihat dari posisi kakinya. Hanya saja karena berbentuk wayang, maka ia menghadap ke samping. Wahanalembu Nandini. (hewan kendaraan) Batara Guru adalah sang

Dalam Versi Jawa Asa-asul Tangan Empat dari Bathara Guru adalah saat bertemu dengan Bathara Narada

BATARA BRAHMA

19.59 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Brahma dalam Bhagawadgita

Dalam kitab suci Bhagawadgita, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam ayat-ayat tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari TuhanBhagawadgita juga disebutkan, siang hari bagi Brahma sama dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa, setelah itu beliau wafat dan dikembalikan lagi ke asalnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Yang Maha Esa. Dalam

Dewa pencipta

Menurut agama Hindu, Brahma adalah salah satu di antara Trimurti (Brahma, Wisnu, Siwa). Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana memberinya gelar sebagai Dewa api. Dewa Brahma saktinya Dewi Saraswati, yang menurunkan segala ilmu pengetahuan ke dunia.

Menurut mitologi Hindu, Dewa Brahma lahir dengan sendirinya (tanpa Ibu) dari dalam bungateratai yang tumbuh di dalam Dewa Wisnu pada saat penciptaan alam semesta. Legenda lain mengatakan bahwa Dewa Brahma lahir dari air. Di sana Brahman menaburkan benih yang menjadi telur emas. Dari telur emas tersebut, lahirlah Dewa Brahma Sang pencipta. Material telur emas yang lainnya menjadi Brahmanda, atau telur alam semesta.

Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta, Brahma menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan ayah-ayah (kakek moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti, sepuluh Prajapati tersebut adalah: Marichi, Atri, Anggirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Wasistha, Praceta atau Daksa, Briegu, dan Narada. Ia juga konon menciptakan tujuh pujangga besar yang disebut Sapta Rsi untuk menolongnya menciptakan alam semesta.

Menurut kisah di balik penulisan Ramayana, Dewa Brahma memberkati Resi Walmiki untuk menulis kisah Ramayana, menceritakan riwayat Rama yang pada masa itu sedang memerintah di Ayodhya.

Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa Brahma, yakni:
  • bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka), yang mana pada masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda.
  • bertangan empat, masing-masing membawa:
  1. teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewa yadnya atau upacara)
  2. Weda/kitab suci
  3. kendi/teko/tempat air
  4. genitri
  • menunggangi angsa atau duduk di atas teratai

Siklus Dewa Brahma

Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama dengan 3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Siwa sebagai Dewa pelebur mengambil perannya untuk melebur alam semesta beserta isinya untuk dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, Brahma sebagai pencipta tutup usia, dan alam semesta bisa diciptakan kembali oleh kehendak Tuhan.

BATARA BAYU

19.57 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Bayu (Sanskerta: वायुदाब वायु ; Vāyu, baca: Bayu, disebut juga Waata (वात: Vāta) atau Pawana (पवन : Pavana) atau Prāna) dalam agama Hindu adalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa angin. Udara (Vāyu) atau angin (Pāvana) merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima elemen dasar dalam ajaran agama Hindu.

Dewa dalam agama Hindu ini diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di Khayangan Panglawung. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai angin. Pada zaman Treta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga, Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai "Kuku Pancanaka".

Ajian

Dalam dunia wayang Jawa, Dewa ini dikatakan memiliki Ajian. Hal tersebut merupakan adaptasi budaya dan tak terdapat dalam mitologi Hindu India. Ajian yang terkenal dari Batara Bayu adalah Sepiangin, Bayubraja dan lain-lain

BATARA CANDRA

19.30 Diposting oleh linda satwika 0 komentar


Batara Chandra

Dalam agama Hindu, Candra adalah dewa bulan, sekaligus seorang Graha. Candra juga disamakan dengan Soma, dewa bulan dalam Weda-Weda. Kata Soma merujuk kepada minuman manis dari tanaman, sehingga Candra menjadi penguasa tanaman dan tumbuhan. Candra digambarkan sebagai dewa yang berparas muda dan tampan, berlengan dua dan memegang gada dan teratai. Konon setiap malam ia mengendarai keretanya untuk melintasi langit. Keretanya ditarik oleh sepuluh kuda putih, atau kadangkala ditarik antilop. Meski antilop adalah hewan yang biasa dilukiskan bersamanya dalam simbol-simbol, kelinci juga dikeramatkan olehnya dan seluruh kelinci berada dalam perlindungannya. Candra dikaitkan dengan embun, dan ia juga salah satu dewa kesuburan. Candra sebagai Soma, mengetuai Somawara atau hari Senin.

Candra merupakan ayah Budha. Ia merupakan suami bagi Rohini, Anurada dan Bharani, yang merupakan 27 Naksatra (rasi bintang), puteri-puteri Daksa.

BATARA INDRA

19.22 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Dalam ajaran agama Hindu, Indra (Sanskerta: इन्द्र atau इंद्र, Indra) adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.

Dewa Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra Hindu, seperti kitab-kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita). Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa. Indra juga disebut dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya (Tripuramtaka). Ia memiliki senjata yang disebut Bajra, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan bahan tulang Resi Dadici. Kendaraan Beliau adalah seekor gajah putih yang bernama Airawata. Istri Beliau Dewi Saci.

Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata. Ia menjemput Yudistira bersama seekor anjing, yang mencapai puncak gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka.

Kadangkala peran dewa Indra disamakan dengan Zeus dalam mitologi Yunani, dewa petir sekaligus raja para dewa. Dalam agama Buddha, beliau disamakan dengan Sakra.


Nama lain

Batara Indra dalam pewayangan

Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan berbagai pengalamannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni:

  • Sakra (yang berkuasa)
  • Swargapati (raja surga)
  • Diwapati (raja para Dewa)
  • Meghawahana (yang mengendarai awan)
  • Wasawa (pemimpin para Wasu)

Dalam Weda

Indra adalah dewa pemimpin dalam Regweda (disamping Agni). Ia senang meminum Soma, dan mitos yang penting dalam Weda adalah kisah kepahlawanannya dalam menaklukkan Wretra, membebaskan sungai-sungai, dan menghancurkan Bala, sebuah pagar batu dimana Panis memenjarakan sapi-sapi dan Usas (dewa fajar). Ia adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng milik Dasyu, dan dipuja oleh kedua belah pihak dalam Pertempuran Sepuluh Raja.

Regweda sering menyebutnya Śakra: yang perkasa. Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa.

Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut "Manawèndra" (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama, tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut "Raghawèndra" (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para dewa).

Di luar agama Hindu

Patung Indra.

Dalam sastra Buddhisme dan Jainisme, Indra biasanya disebut Śakra, pemimpin surga Trāyastriṃśa.

Dalam Jainisme, Indra juga dikenal sebagai "Saudharmendra", dan senantiasa melayani Tirthankar. Indra biasanya sering muncul dalam cerita yang berhubungan dengan Mahavira, dimana Indra sendiri memuliakan lima peristiwa penting dalam kehidupan Tirthankar, seperti Chavan kalyanak, Janma kalyanak, Diskha kalyanak, Kevalgyan kalyanak, dan Nirvan kalyanak.

Di Cina, Korea, dan Jepang, namanya ditulis 帝釈天, (bahasa Jepang: "Tai-shaku-ten"). Di Jepang, Indra selalu tampak berhadapan dengan Brahma (梵天, bahasa Jepang: "Bonten") dalam kesenian Buddha. Mereka dihormati sebagai para pelindung Buddha (釈迦, bahasa Jepang: "Shaka"). Meskipun Indra sering ditampilkan seperti seorang bodhisattva di wilayah Asia Timur, khususnya dalam kostum dinasti Tang, penggambarannya juga memasukkan aspek keperkasaan, seperti misalnya memegang petir di atas gajah tunggangannya.

Mengulas Makna Tindak Tutur Masyarakat Jawa

Rabu, 02 Juni 2010 23.21 Diposting oleh linda satwika 0 komentar
Manusia adalah makhluk budaya, dan penuh simbol-simbol. Dapat dikatakan bahwa budaya manusia diwarnai simbolisme, yaitu suatu tata pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-pola, serta mendasarkan diri pada simbol-simbol. Sepanjang sejarah budaya manusia, simbolisme telah mewarnai tindakan-tindakan manusia baik tingkah laku, bahasa, ilmu pengetahuan maupun religinya. Dengan perkataan lain dunia kebudayaan adalah dunia penuh simbol. Manusia berpikir, berperasaan, dan bersikap dengan ungkapan-ungkapan yang simbolis. Ungkapan yang simbolis ini merupakan ciri khas manusia (Heru Satoto, 1987).

Simbolisme menonjol peranannya dalam tradisi atau adat istiadat Orang Jawa. Simbolisme terdapat dalam setiap karya budaya nenek moyang, serta berperan sebagai warisan budaya turun-temurun, dari generasi tua ke generasi muda.

Orang Jawa adalah sebutan bagi orang yang tinggal di Jawadwipa atau dipulau Jawa pada dulu kala.Pada saat ini yang dinamakan orang Jawa adalah penduduk yang menghuni di pulau Jawa bagian tengah dan timur yang disebut suku bangsa Jawa dan anak keturunannya .Pada umumnya mereka masih melestarikan budaya, adat istiadat warisan nenek moyangnya dan berbicara bahasa Jawa. Banyak sekali aturan-aturan yg tak boleh kita langgar, aik sgb anak, wanita, atau istri.

nah, masih ingatkan larangan-larangan ibu atau orang-orang tua tentang hal-hal yg tak boleh dilakukan? misalnya, kita tdk boleh mkn di depan pintu krn nti jauh jodohnya alias gak laku. Kl dipikir dr segi ilmiah memang tak ada hubungannya antara "makan di dpn pintu" dgn "gak laku nikah", namun dari segi budaya kedua hal tersebut sangat berkaitan erat. Coba kita pikirkan kl kita suka makan di depan pintu, trus ada orang yg melihat, maka org trsebut pasti berpikir kita tak punya sopan santun, makan kok di depan pintu. Nah, dari penilaian "tidak sopan" tadi membuat org yg melihat some one yg makan di depan pintu tandanya tak punya sopan santun, jadi tdk pantas untuk dijadikan MANTU.
Sebenarnya dari ungkapan "tidak boleh mkn di depan pintu" td mengajarkan kita untuk menjaga tingkah laku dan kesopanan kita. Kita tidak boleh berlaku seenaknya dlm brmasyarakat.

Masih ingat juga ungkapan "lek mari metu, kudu wesoh cek gak digandoli setan" (kl selesai jalan-jalan, harus cuci kaki terlebih dahulu biar tidak diikuti setan.
Dari ungkapan di atas skali lg kl orang yang "modern" tidak percaya akan hal-hal seperti itu,namun bagi orang jawa ungkapan tadi menyiratkan suatu ajaran kebersihan, ya meskipun masih dikait-kaitkan dgn simbol "Makhluk Halus". Sebenarnya orang Jawa itu pandai, namun mereka tidak bisa menjelaskan secara ilmiah tentang hal-hal yang terjadi dlm kehidupan mereka. Kl kita pikir memang selesai jalan-jalan kita memang harus cuci kaki sebelum masuk rumah, karena ketika kita keluar banyak sekali kuman-kuman dan debu yg melekat pada tubuh kita. Ungkapan ini biasanya diujarkan oleh orang tua kepada anaknya yang masih kecil, dengan harapan mereka akan takut dan patuh kepada orang tua mereka. ungkapan tadi dianggap bisa sebagai "Remote" yg mengendalikan perilku anak mereka.

Begitu banyak makna yang tersimpan dalam petuah-petuah orang tua (khususnya Jawa) yang dijadikan pedoman perilaku dari kita lahir samapi kita meninggal kelak.
(LINDA)

Keindahan Pernikahan Budaya Jawa

06.14 Diposting oleh linda satwika 0 komentar



Budaya tanah Jawa masih menyimpan sejuta keindahan dan keagungan yang tetap dipegang teguh oleh masyarakatnya. Hal ini bisa dilihat dalam upacara pernikahan yang penuh makna dan unik. Beragam tradisi dan tata cara pernikahan menjadi bagian dari adat masing-masing wilayah. Berikut prosesi pernikahan adat Jawa Solo yang umum dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya, yang kami paparkan dalam 5 babak.
BABAK I (PEMBICARAAN)

Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan pertama sampai tingkat melamar.

a. Congkog
Seorang perwakilan/duta diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar. Tugas duta yang utama ialah menanyakan status calon mempelai perempuan, masih sendiri atau sudah ada pihak yang mengikat.

b. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang dilaksanakan oleh seorang duta, baik oleh duta yang pertama atau orang lain.

c. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria datang berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling "dipertontonkan". Dalam kesempatan ini orang tua dapat membaca kepribadian, bentuk fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantu.

d. Nglamar
Utusan dari orangtua calon mempelai pria datang melamar pada hari yang telah ditetapkan. Biasanya sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilakukan rangkaian upacara pernikahan.

BABAK II (TAHAP KESAKSIAN)

Setelah melalui tahapan pembicaraan, dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga, atau sesepuh.
a. Srah-srahan
Penyerahan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara hingga acara selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam di luar dari materinya sendiri, yaitu berupa cincin, seperangkat busana wanita, perhiasan, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih, dan uang.

b. Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon mempelai.

c. Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga pengantin wanita.

d. Paseksen
Yaitu proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).

e. Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul dan resepsi. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal, dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua belah pihak saja.

BABAK III (TAHAP SIAGA)

Pembentukan panitia dan pelaksana kegiatan yang melibatkan para sesepuh atau sanak saudara.

a. Sedhahan
Mencakup pembuatan hingga pembagian surat undangan.

b. Kumbakarnan
Pertemuan untuk membentuk panitia hajatan dengan mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga, dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksana.

c. Jenggolan atau Jonggolan
Calon mempelai melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan, artinya memberitahukan dan melaporkan pada pihak kantor pencatatan sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan pernikahan.

BABAK IV (TAHAPAN RANGKAIAN UPACARA)

a. Pasang Tratag dan Tarub
Merupakan tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu pada masyarakat. Tarub berarti hiasan dari janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi tratag serta ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi agar terlihat meriah. Bila ingin dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, kolak ketan, dan apem.

b. Kembar Mayang
Sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti/ asasana wiwara yang digunakan dalam acara panebusing kembar mayang dan upacara panggih. Bila acara sudah selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan, sungai, atau laut agar kedua mempelai selalu ingat asal muasalnya.

c. Pasang Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan yang melambangkan isi alam semesta dan memiliki makna tersendiri dalam budaya Jawa dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan.

d. Siraman
Upacara Siraman mengandung arti memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin. Tahapan-tahapannya antara lain; calon mempelai mohon doa restu kedua orangtuanya, lalu mereka (calon mempelai pria dan wanita) duduk di tikar pandan, kemudian disiram oleh pinisepuh, orangtua, dan orang lain yang ditunjuk. Terakhir, calon mempelai disiram air kendi oleh bapak ibunya sambil berkata "Niat Ingsun ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon" dan kendi kosongnya dipecahkan ke lantai.

e. Adol Dhawet (Jual dawet)
Usai siraman, dilakukan acara jual dawet. Penjualnya adalah ibu calon pengantin wanita yang dipayungi oleh ayah calon pengantin wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.

f. Paes
Upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajahnya bercahaya, kemudian merias wajah calon pengantin. Paes sendiri menyimbolkan harapan kedudukan yang luhur diapit lambing bapak ibu dan keturunan.

g. Midodareni
Upacara Midodaren berarti menjadikan sang pengantin perempuan secantik Dewi Widodari. Orangtua pengantin perempuan akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.

h. Selametan
Berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul dan akad nikah.

i. Nyantri atau Nyatrik
Upacara penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya calon pengantin pria berserta pengiringnya. Dalam acara ini calon pengantin pria mohon diijabkan. Atau kalau acara ijab diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di tempat mempelai pria. Bila ada kakak perempuan yang dilangkahi, acara penting lainnya yaitu pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan kemampuan mempelai dalam Plangkahan.

BABAK V (PUNCAK ACARA)

Puncak dari rangkaian acara dan merupakan inti acara.

a. Upacara Ijab
Sebagai prosesi pertama pada puncak acara ini adalah pelaksanaan ijab yang melibatkan pihak penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan dianggap sah, maka kedua mempelai resmi menjadi suami istri.

b. Upacara Panggih
Setelah upacara ijab selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:

Liron kembar mayang atau saling menukar kembang mayang dengan makna dan tujuan bersatunya cipta, rasa, dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.

Gantal atau lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan itu.

Ngidak endhog atau pengantin pria menginjak telur ayam kemudian dibersihkan atau dicuci kakinya oleh pengantin wanita sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya.

• Minum air degan (air buah kelapa) yang menjadi lambang air suci, air hidup, air mani dan dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga mereka dapat berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.

• Masuk ke pasangan bermakna pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.

Sindur yaitu menyampirkan kain (sindur) ke pundak pengantin dan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi tantangan hidup.
Setelah upacara panggih, kedua mempelai diantar duduk di sasana riengga. Setelah itu, acara pun dilanjutkan.

Timbangan atau kedua pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin wanita sebagai simbol sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing pengantin.

Kacar-kucur dijalankan dengan cara pengantin pria mengucurkan penghasilan kepada pengantin perempuan berupa uang receh beserta kelengkapannya. Simbol bahwa kaum pria bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga.

Dulangan atau kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih pasangan laki-laki dan perempuan (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yaitu tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) dilambangkan dengan sembilan tumpeng.
c. Upacara Babak Kawah
Upacara ini khusus untuk keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai dengan membagi harta benda seperti uang receh, beras kuning, umbi-umbian dan lain-lain.

d. Tumplek Punjen

Numplak artinya menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu. Makna dari Tumplek Punjen yaitu lepas sudah semua darma orangtua kepada anak. Tata cara ini dilaksanakan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua anaknya sudah menikah.

e. Sungkeman

sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta mohon doa restu.

f. Kirab
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan tempat duduknya untuk berganti busana.

Filosofi Dalam Perkawinan Adat Jawa

06.11 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Banyaknya kasus perceraian akhir-akhir ini, terutama di lingkungan artis menimbulkan pertanyaan, mengapa begitu gampang orang bercerai? Mengapa sebuah mahligai rumah tangga begitu rapuh? Padahal banyak rumah tangga itu dibangun dengan pesta miliaran rupiah. Bahkan ada di antaranya yang memilih melangsungkan akad nikah di hadapan Ka’bah, di Kota Suci Makah Al Muqarromah, disaksikan dan didoakan oleh Kyai ternama.

Memang menjalani kehidupan rumah tangga itu tidak gampang, karena tidak ada sekolah yang mengajarkan tentang hal itu. Tapi sayang sekarang telah jarang ada yang menyadarinya, bahwa harus memiliki persiapan khusus untuk memasuki mahligai perkawinan. Lihat saja, banyak calon penganten hanya sibuk konsultasi mengenai bentuk pesta dan soal pakaian saat pesta. Jarang sekali ada yang melakukan konsultasi tentang seluk beluk perkawinan yang harus mereka jalani kelak.


Ironisnya lagi, begitu menurut Drs. H. Hari Sutopo (60 tahun), Ketua Paguyuban Pametri Budaya Jawi, sekarang banyak orang tua tidak mengerti makna perkawinan. Misalnya, meski dia menggunakan tatacara perkawinan adat jawa, tapi dia tidak mengerti makna perkawinan menurut filsafat Jawa Misalnya mengapa pakai janur, kok tidak dipakai plastik saja? Sering karena tidak mengerti, orang mengambil artinya dari sudut bahasa, “ja Annur”, sinar surga. Padahal janur itu bukan tuntunan agama Islam.

Sebenarnya janur itu kan diambil dari pucuk pohon kelapa. Nah, kelapa itu dari bahasa Sansekarta, kelape adalah suatu titik tertinggi yang mengomandoi sejumlah titik di bawahnya. Itu adalah perwujudan daripada Tuhan. Jadi maksud orang tua memasang janur itu untuk mengingatkan kepada anaknya, agar senantiasa mengingat Tuhan.

Kenapa kok memasang tebu? Orang tidak mengerti akan mengartikannya sebagai “anteping kalbu”, berat hatiya, yaitu bekerja keras. Memang bekerja keras itu bagus. Tapi bekerja terus menerus? Ini menyebabkan banyak anak pejabat bubrah. Saking getol bapaknya bekerja sampai anaknya lepas kendali. Jadi bukan itu maksud dari pemasangan tebu tersebut.

Tebu untuk manten itu adalah tebu item, namanya tebu Arjuna. Sesungguhnya dalam tebu itu ada kembang yang namanya gelagah. Bentuk gelagah ini sama dengan panahnya Arjuna, pemberian Batara Indra. Sifat panah pasopati ini hanya diperuntukkan bagi tujuan baik. Misalnya hanya untuk perang demi bangsa dan negara. Panah ini bisa berubah jadi panah api. Jadi pada waktu nikah itu, orang tua memasang tebu untuk memberi pusaka kepada sang anak, yaitu lembaga perkawinan. Kalau anak itu menghayati masalah itu, maka angel (sudah –red) orang cerai.

Kenapa pemasangan kelapa gading, bukan kelapa ijo atau kelapa hibrida? Banyak orang tidak tahu, sehingga mengartikannya dari bahasa Jawa dari kelapa gading, yaitu cengkir yang diartikan kengcangnya pikir. Nah, kalau kengcangnya pikir kerjanya main saja bagaimana? Sebenarnya arti kelapa gading itu diambil dari arti gadingnya. Kalau kita melihat gajah besar tidak ada gadingnya rasanya bingung. Mau dikatakan sebagai anak gajah, dia sudah besar, tapi mau disebut gajah kok tidak ada gadingnya. Artinya, orang tua memasang kelapa gading untuk mengingatkan kepada anak, “kamu itu saya lahirkan yang kedua. Kamu sudah pantas disebut sebagai manusia. Lepas dari ikatan saya tapi asal usulmu dari anak”.

Kenapa sekarang salon sudah maju, tapi orang nikah tetap dikasih item dan konde. Sesungguhnya, sang wanita dibentuk sebagai matahari. Si cunduk mentul itu solarnya, sinarnya, auranya. Pada detik manten laki nginjak telor, sang matahari ini turun ke bawah, manten perempuan membersihkan kaki manten laki dan sungkem. Pada detik inilah nilai tertinggi seorang laki-laki. Sebab matahari yang telat semenit saja kita sudah kacau, sekarang mau turun. (Abdurrahman)

Kalau pengertian ini diberikan kepada penganten sebelum dinikahkan, insya Alllah langgeng. Sedangkan pisang raja itu doa biar tinggi derajatnya. Padi, biar makmur hidupnya. Alang-laang, biar dijauhi dari halangan.

Bahaya Narkoba Diusulkan Masuk Kurikulum

06.05 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Kepolisian Daerah Metro Jaya mengusulkan materi bahaya narkoba masuk pada kurikulum mata pelajaran tingkat sekolah dasar hingga universitas. "Tujuannya untuk memperkenalkan bahaya narkoba sejak usia dini," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol. Anjan P. Putra di Jakarta, Rabu (2/6).

Anjan menuturkan, Polda Metro Jaya akan menandatangani nota kesepahaman dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta guna mencantumkan materi bahaya narkoba pada kurikulum, Jumat lusa. Pihak kepolisian dan Dindik DKI Jakarta akan menyusun modul dan melakukan penataran terhadap guru se-DKI Jakarta agar memahami materinya.

Rencana penyusunan modul dan penataran terhadap guru se-DKI Jakarta selama satu bulan setelah penandatanganan nota kesepahaman. Selain menyusun modul, polisi juga mempersiapkan sekitar 20 instruktur dari Polda Metro Jaya, Badan Narkotika Nasional, kedokteran dan psikolog untuk memberikan pelatihan.

`Si Daun Wangi` yang Berkhasiat

05.49 Diposting oleh linda satwika 0 komentar

Teh dapat dilukiskan sebagai daun wangi dan bertangkai. Daun ini adalah penghasil minuman terkenal di seluruh dunia. Minuman teh paling banyak kedua di konsumsi manusia setelah air putih. Menurut data dari perkebunan teh pada 2007, sekitar 3,8 juta ton teh kering di proses di seluruh penjuru Bumi.

Teh punya sejarah. Sejarah pemanfaatan teh berasal dari Negeri Tirai Bambu Cina. Budaya minum teh dikenal sejak 3000 tahun sebelum Masehi pada zaman Kaisar Shen Nung. Dulunya, teh hanya dikonsumsi untuk obat. Namun, sejak abad ke-11 teh mulai dijadikan minuman kesegaran.

Sementara itu, teh yang punya nama lain "Camelia Sinensis" mulai diperkenalkan di Jepang antara 1192-1333. Saat itu, ritual minum teh dilakukan oleh pengikut ritual zen.

Bagaimana dengan Indonesia? Negara yang masuk ke dalam 10 besar produsen dan pengekport teh terbesar di dunia. Pada masa penjajahan Belanda, teh dibudidayakan di Jawa Barat. Bibit-bibit teh dibawa dari Cina.

Perkebunan teh Belanda telah turun temurun berada di Jabar. Seperti pabrik teh di Gambung. Tempat ini adalah salah satu penghasil teh terkemuka di era Belanda. Saat itu, teknologi pengolahan dan penggilingan teh masih bersifat sederhana. Varian teh yang dikonsumsi adalah teh hitam. Pengolahannya sederhana, menggunakan tenaga manusia, dan kebanyakan dari mereka bekerja paksa.

Selain perkebunan di Gambung yang namanya tenar, ada pula Perkebunan Teh Malabar yang masih berlokasi di Jabar. Perkebunan ini memiliki lahan terluas dan penghasil teh terbanyak di Indonesia. Malabar memiliki luas areal 2022 hektare dan mampu memproduksi teh sekitar 60.000 kilogram per hari. Perkebunan ini mempunyai setidaknya 1000 tenaga pemetik teh.

Sekitar 25 pemetik menghabiskan pucuk teh di areal 2 hektare. Mereka hanya mengambil pucuk yang sudah tumbuh. Setelah dipetik, tanaman ini mampu menghasilkan pucuk kembali setelah 10-12 hari.

Jenis teh dibagi berdasarkan proses pengolahannya. Ada teh hijau dan ada pula teh hitam atau pun teh oolong. Bibit teh yang asli berasal dari Jepang. Sementara penyemaian teh dipisahkan berdasarkan jenis terbaiknya. Bibit disungkup selama tiga bulan agar tidak terkena jamur. Bibit ini kemudian disemai selama setahun. Tak jarang bibit tanaman teh gagal tumbuh karena terserang jamur.

Di pabrik teh Malabar, puluhan ton daun teh basah diproses. Pertama, daun teh dimasukkan dalam alat pelayuan untuk dikeringkan selama 14 jam agar kandungan air didaunnya berkurang hingga tersisa sekitar 2-3 persen. Proses ini dilakukan untuk memudahkan mengeluarkan senyawa kimia yang berada di dalam teh.

Agar zat kimia keluar, daun teh yang telah kering digiling. Penggilingan secara kimiawi dilakukan agar senyawa Polifenol keluar dari daun. Penggilingan berlangsung sekitar 1-2 jam. Proses ini mengakibatkan benturan dan dinding sel daun teh menjadi rusak. Alhasil, cairan sel akan keluar.

Teh yang sudah melewati penggilingan boleh dibilang sebagai teh yang bermutu. Selanjutnya, teh dicacah. Dauh teh yang besar dicacah hingga menjadi serbuk. Hasil yang baik idealnya bakal menjadi butiran halus yang siap menjadi penghasil teh.

Setelah proses penggilingan selesai, hasil serbuk teh dikeringkan karena masih mengandung 3-4 persen air. Dari pengeringan selama 20 menit ini, telah dapat dihasilkan teh hitam. Teh hitam masih melalui satu proses pengayakan untuk disortir berdasarkan mutu dan kualitas teh. Semakin ringan, semakin baik mutu teh yang dihasilkan.

Setelah melalui proses panjang, teh pun tetap melalui uji kelayakan rasa dan aroma. Uji rasa ini dilakukan beberapa kali hingga 50 cangkir per hari. Teh yang baik, berwarna tidak keruh dan cenderung merah bening. Mutu yang baik dapat bernilai sekitar Rp 2 juta per kilogram di pasar internasional.

Walau khasiat teh telah banyak diketahui, namun konsumsi teh di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara di Eropa dan Jepang. Indonesia hanya mengkonsumsi sekitar 300 gram per kapita dibandingkan Inggris, sekitar 1 kilogram per kapita. Meskipun demikian, masyarakat sudah mengerti jika mengkonsumsi teh adalah salah satu cara murah untuk menjaga kesehatan

MATERI PIDATO

Senin, 31 Mei 2010 22.42 Diposting oleh linda satwika 0 komentar
ini adalah materi pidato untuk SMA kelas X. bagi siswa2 ibu silakan di download buat belajar.
http://www.4shared.com/file/X-zvfKZ8/PIDATO_PPT_KELAS_X.html

dari buat blog sampai caci maki

Jumat, 30 April 2010 02.05 Diposting oleh linda satwika 0 komentar
ampun...buat templete aja harus perang berdarah dan penuh caci maki, tapi menyenangkan ada waktu tersendiri untuk tertawa bersama ^_^

ketika wanita ada

00.50 Diposting oleh linda satwika 0 komentar
ketika seorang wanita berbicara,seakan-akan dunia tak berputar semestinya, jam terasa berdentang cepat dan waktu berlalu tanpa terasa. wanita selalu identik dengan kecerewetannya, kecengengannya, dan keanggunannya. tapi dibalik semua itu, seorang wAnita tetaplah wanita, yang memiliki kepekaan hati dan kerapuhan. sekuat-kuatnya seorang menopang beban berat, dia tetap butuh bantuan untuk meringkan beban dipundaknya. ingin sesekali dimanjakan, diberikan kenyamanan, dan selalu dihargai. ketika wanita dilahirkan, betapa bahagia orang tuannya, ketika beranjak dewasa sudah mulai mengenal lawan jenis dan dicintai, sudah muncul rasa cemburu pada pasangannya, ketika menikah betapa dia berusaha untuk menjadi istri yang bisa membahagiakan suami dan menata rumah tangganya, dan ketika melahirkan kehidupan baru,dimulailah dia menjadi seorang ibu yang harus bisa merawat, mendidik, mengasuh anaknya untuk menjadi permata yang berharga bagi orang tuanya.
begitu banyaknya silkus yang dijalani seorang wanita untuk mencapai kesempurnaan hidup. maka hargailah, cintailah, sayangilah wanita yang ada di samping kita.